Oleh : Budiyono
Pendahuluan
Gagasan mendirikan bangunan Monumen muncul ketika diselenggarakan peringatan setengah abad kebangkitan Nasional di Yogyakarta Mei 1958. Bahwa untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia perlu dibuat bangunan monumental yang didalamnya memuat sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangakan kemerdekaan. Jadi ide pada awalnya adalah mendirikan sebuah bangunan monument dalam rangka mengenang sejarah perjuangan bangsa. Namun setelah gagasan tersebut direalisasikan dengan membangun gedung yang kemudian didalamnya diisi dengan dokumen yang memuat sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan, maka bangunan monumen tersebut lebih dikenal sebagai Museum. Pembangunannya diawali dengan pencangkulan pertama oleh Sri Pakualam Ke VIII pada peringatan hari ABRI 5 Oktober 1958. Pembangunan gedung diselesaikan dalam eaktu dua tahun, tanggal 29 Juni 1961. Sedangkan peletakan batu terakhir oleh Sri Sultan Hemngku Buwono ke IX. Sedangkan tanggal 17 November 1961 dilakukan Upacara Pembukaan dan peresmian oleh Sri Pakualam ke VIII. Ada perbedaan fungsi yang jelas antara Museum dengan Monumen. Monument pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang ditujukan untuk sebuah peninggalan. Sedangkan Museum merupakan sebuah ragnisasi yang mempunyai tugas mengumpulkan, merawat, meneliti, memamerkan, an mengkomunikasikan benda-benda koleksi kepada masyarakat. Kamus besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian terhadap kedua istilah tersebut sebagai berikut : Monumen adalah bangunan dan tempat yang mempunyai nilai sejarah yang pentingdan karena itu dipelihara dan dilindungai Negara. Monumental artinya bersifat menimbulkan kesan peringatan kepada suatu yang agung. Museum adalah gedung yang digunakan sebagai tempat pameran tetap benda-benda yang patut mendapat perhatian umum, seperti peninggalan sejarah, seni dan ilmu, tempat meyimpan barang kuno. Mencermati antara fungsi sebagai monumen ataupun museum terhadap Museum Perjuangan (Museum Benteng Vredeburg Unit II) dapat dikatakan bahwa kedua fungsi tersebut dapat disandang oleh Museum Perjuangan. Sebab, gedung yang ditempati sengaja dibangun untuk memperingati suatu yan agng(Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dalam memperjuangkan Kemerdekaan) jadi merupakan Bangunan Monumental.
Sedangkan mengapa disebut oleh masyarakat umum sebgai Museum., karena didalamnya disimpan dokumen yang berupa foto atau surat-surat penting bahkan ada benda peninggalan mengenai sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
PENGELOLAAN MUSEUM
Administrasi
Secara administrasi saat ini museum perjuangan berasa si bawah pengelolaan Museum Benteng Yogyakarta sesuai dengan keputusan Direktur Pndidikan dan Kebudayaan Nomor : 386/FLIV/E/97 tanggal 22 Agustus 1997, sedrta Berita Acara Penyerahan Nomor : 14/F4.113/D2.1997 tanggal 5 september 1997 yang dotanda tangani oleh Kepala Museum Negeri Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sonobudoyo sebagai pihak pertama dan kepala Museum Benteng Yogyakarta sebagai pihak kedua.
Organisasi
Organisasi museum Perjuangan sampai saat ini belum aa sejak diresmikannya sebagai museum dan dibuka untuk umum pengelolaannya berganti-ganti sebagai berikut :
Tahun 1961 – 1969
Museum Perjuanan dikelola oleh panitia peringatan Setengah Abad Kebangkitan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tahun 1970 – 1974
Museum Perjuanan dikelola oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tahun 1974 – 1980
Museum Perjuangan berada dibawah pengelolaan Bidang Permuseuman Sejarah dan Kepurbakalaan Kanwil Depdikbud Provinsi DIY.4. tanggal 30 Juni 1980 – 5 September 1997 Mseum Perjuangan berada di bawah pengelolaan Museum Sonobudoyo.
Tanggal 5 september 1997 – sekarang
Pengelolaan oleh Mseum Benteng Vredeburg Yogyakarta dan dijadikan sebagai Museum Benteng Vredeburg Unit II.
PENGELOLA MUSEUM
Sebagai Unit II Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta pengelola Museum Perjuangan Yogyakarta ditunjuk dari karyawan-karyawan Museum Benteng Vredeburg oleh kepala Museum melalui surat tugas berikut :
Kordinator Unit
Menyusun dan melaksanakan program kerja baik administrasi maupun teknis yang telah dikordinasikan dengan Kepala Museum.
Melaporkan dan megkordinasikan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan kepada Kepala Museum baik yang sudah terprogram maupun tidak.
Menyusun laporan pertanggung jawaban pelaksanaan program kerja.kegiatan dalam bentuk laporan bulanan, tengah tahunan, dan tahunan. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari Kordinator Unit dibantu oleh beberapa orang staff dengan tugas sebagai berikut :
Tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan / karyawati :
Petugas persuratan / perlengkapan
Mengagendakan surat-surat ke luar maupun masuk
Meyelesaikan surat-surat yang perlu ditindaklanjuti
Menyimpan surat-surat masuk dan keluar
Mencatat seluruh perlengkapan inventaris kantor
Menyimpan dan merawat barang inventaris kantor
Membantu pembuatan laporan kegiatan bulanan, tengah tahunan dan tahunan.
Petugas penyajian
Merencanakan tata penyajian pameran koleksi museum agar mudah dipahamai oleh pengunjung
Mengevaluasi tata penyajian pameran setiap tiga bulan sekali aga tidak terkesan kau dan monoton.
Mengubah tata penyajian pameran sesuai hasil evaluasi yang dilaksanakan bersama tenaga teknis kelompok penyajian
Membuat laporan kegiatan yang dilaksanakan
Petugas konservasi
Merencanakan kegiatan perawatan/pemeliharaan koleksi
Melaksanakan konservasi koleksi bersama tenaga teknis kelompok konservasi
Merencanakan kebutuhan/keperluan alat bahan perawatan / pemeliharaan dan konservasi
Membuat laporan kegiatan yang dilaksanakan
Petugas bimbingan edukasi
Melaksanakan kegiatan bimbingan edukasi kepada pengunjung museum
Memandu pengunjung museum dalam melihat koleksi yang dipamerkan
Merencanakan pengadaan buku panduan musuem
Mencatat jumlah pengunjung museum
Membuat laporan kegiatan yang dilaksanakan
Petugas keamanan
Menjaga keamanan dan ketertiban kantor siang dan malam
Menjaga seluruh aset yang dimiliki kantor
Membantu kemudahan tamu kantor maupun pengunjung museum dalam segala keperluan yang ada hubungannya dengan kantor
Menyiapkan buku tamu dan pengunjung museum yang harus selalu diisi oleh tamu kantor maupun pengunjung museum
Mengadakan kontrol lingkungan setiap jam sekali
Terhitung sejak dibukanya kembali tanggal 29 Juli 2008 setelah lebih kurang dua tahun tidak melayani kunjungan karena ditutup akibat gempa bumi tanggal 27 mei 2006, di gedung Museum Perjuangan Yogyakarta juga dipamerkan koleksi-koleksi dari Museum Sandi yang merupakan museum baru yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar