Rabu, 14 April 2010 ·

RUANG PAMERAN TETAP MINIRAMA I

Di ruang pameran ini digambarkan sekilas peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak Perang Diponegoro (1825-1830) sampai dengan masuknya bala tentara Jepang ke Yogyakarta (6 Maret 1942).

Pangeran Diponegoro Terjebak di Meja Perundingan :

Lokasi: Kantor Karesiden Kedu Malang

Waktu: 28 Maret 1830

Pangeran Diponegoro adalah putra Sri Sultan Hamengku Buwono III (Sultan Raja) dari Ibunya yang bernama R.A. Mongkorowati. Pangeran Diponegoro lahir tahun 1785 dengan nama Pangeran Ontowiryo .

Perlawanan Pangeran Diponegoro terhaap Belanda disebabkan antara lain karena sifat Belanda yang selalu ikut campur dalam masalah intern Kasultanan Yogyakarta, seperti pergantian Raja, perubahan tata upacara maupun pengangkatan pejabat kesultanan. Juga diangkatnya beberapa orang penarik pajak serta penyewaan tanah secara besar- besaran oleh Belanda .

Kongres Budi Utomo :

Lokasi: Ruang makan Kweekschool Yogyakarta (SMU 11, Jl AM. Sangaji Yogyakarta ).

Waktu: 3-5 Oktober 1908

Budi Utomo merupakan Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia yang pertama kali berdiri. Organisasi tersebut lahir pada 20 Mei 1908 di Jakarta, tepatnya di ruang anatomi STOVIA (School Toot Opleiding van Inlansche Artsen) yaitu tempat pendidikan calon dokter bumi putera.

Berdirinya organisasi ini bermula dari adanya usaha dari Dr.Wahidin Sudiro Husodo untuk membantu kaum bumi putera yang kurang mampu untuk dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi dengan menyelenggarakan “Studiefonds” (Dana pendidikan).

Lahirnya Organisasi Muhammadiyah :

Lokasi : Kauman, Gondomanan Yogyakarta

Waktu : 18 November 1912

Kehidupan beragama umat Islam di Indonesia sampai akhir abad XIX dipandang sudah banyak meyimpang dari tuntunan pokokya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Praktek-praktek Thahayul, Bid’ah, dan Syirik banyak di campur aduk dalam pengamalan agama Islam. Gambaran kegiatan tersebutlah yang mendorong Kyai Haji Ahmad Dahlan Mendirikan Organisasi Muhammadiyah.

Berdirinya Taman Siswa :

Lokasi: Jl. Tanjung No. 32 (Sekarang Jl. Gajah Mada No. 32) Yogyakarta

Waktu: 3 Juli 1922

Keadaan yang dirasakan pada masa colonial Belanda, bahwa sistem pendidikan yang berlaku lebih banyak berorientasi pada kepentingan Belanda dari pada rakyat Bumiputera. Kepincangan ini menjadi satu tantangan bagi kaum pergerakan untuk menciptakan iklim baru dalam dunia pendidikan. Yang berdasarkan pada kepentingan budaya rakyat Indonesia.

Kongres Jong Java di Yogyakarta :

Lokasi: Dalem Joyodipuran, Jl. Kintelan 139 (Sekarang Jl. Brigjen Katamso 23 Yogyakarta)

Waktu: 25-31 Desember 1928

Pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta tepatnya di gedung STOVIA (School Toot Opelding van Inlansche Arsthen) lahir perkumpulan pemuda Indonesia dengan nama Tri Koro Dharmo oleh para pelajar STOVIA antara lain R.Satiman Wirjosandjojo, Kaarman, dan Sunardi. Perkumpulan tersebut beranggotakan para siswa sekolah menengah asal Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Madura. Cita-citanya adalah untuk menmingkatkan rasa cinta pada Tanah Air.

Masuknya Jepang ke Yogyakarta :

Lokasi: Perempatan Tugu Jetis Yogyakarta.

Waktu :6 Maret 1942

Pada tanggal 8 Desember pasukan Jepang telah menyerang pangkalan Angkatan Laut Amerika di Pearl Habour, sehingga pecahlah perang Pacific yang sesungguhnya adalah bagian dari Perang Dunia II yang telah berlangsung sejak tahun 1939 di Eropa. Selanjutnya Jepang terus menyerbu Negara-negara Asia.

Jatuhnya Singapura ke tangan Jepang, membuat kedudukan Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda terancam.Ketika akan menyerang Indonesia, Jepang lebih dulu menguasai daerah-daerah penghasil minyak bumi di Kalimantan, Jepang kemudian menyerang Sumatera yaitu ke Dumai, Pekan Baru, dan Palembang Terakhir baru Jepang menyerbu pulau Jawa dengan mendaratkan pasukannya di Banten, Indramayu, dan Banyuwangi pada bulan Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang di Kalijati, Jawa Barat.

Pada tanggal 6 Maret 1942 Tentra Jepang sudah memasuki Yogyakarta, melalui jalan Solo, menuju ke barat dan belok ke kiri menuju jalan Malioboro.

Penderitaan Pada Masa Pendudukan Jepang :

Lokasi: Lapangan Gading, Wonosari, Gunung Kidul

Waktu: 1942-1945

Setelah tentara jepang dapat dengan mudah menguasai Kota Yogyakarta dan mengatur pemerintahan militer dengan baik, segera kelihatan maksud yang sesungguhnya dibalik simpatik propagandanya. Bebagai tindak kekerasan mulai dilakukan pemerintah Jepang. Barang-barang kebutuhan mulai diangkut pemerintah Jepang secara konvoi setiap malamnya, dengan alasan keperluan Jepang sehingga hal ini menjadikan kemlaratan bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa yang sangat menyedihkan tampak sangat jelas ketika tentara Jepang memerintahkan rakyat Wonosari untuk memperbaiki lapangan terbang Gading yang dibangun sejak pemerintahan Belanda.



0 komentar:

Museum Benteng Vredeburg

Foto saya
Jl. Jenderal Ahmad Yani 6 Yogyakarta 55121 Telp. (0274) 586934, Fax. (0274) 510996 e-mail : vrede_burg@yahoo.co.id

Museum Perjuangan

Pengikut

 
Salam Sahabat Museum, Yuk Ke MUSEUM BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA, Kita Semarakkan Tahun Kunjung Museum, AYO KE MUSEUM......